Portal www.tanahkita.id yang menyajikan data dan peta konflik agraria dan sumberdaya serta wilayah kelola di Indonesia mendapatkan apresiasi dari peserta Konferensi Internasional ke 3 Tentang Hak atas Tanah dan Sumber Daya Alam pada 4-5 Oktober lalu di Stockholm, Swedia.
Konferensi ke 3 yang diadakan oleh Right Resources Initiative (RRI), kali ini mengusung tema “Mengurangi Ketidaksetaraan di Dunia yang Bergejolak: meningkatkan Strategi dalam upaya menjamin hak-hak tanah masyarakat adat, masyarakat lokal, dan perempuan”.
Dewi Puspitasari Sutejo, Divisi Program JKPP yang didapuk sebagai narasumber dalam acara Talkshow “flash talk corner of inovation zone” tersebut menyampaikan tujuan dibangun portal Tanahkita.id diantaranya 1) mendukung kerja advokasi terkait resolusi konflik agraria dan sumberdaya alam, dan 2) memastikan percepatan pengakuan wilayah kelola rakyat melalui berbagai kebijakan yang hadir saat ini di Indonesia, yaitu wilayah adat, perhutanan sosial dan reforma agraria.
“tanahkita.id sebagai alat monitoring dari dampak pembangunan dan investasi melihat capaian para pihak, terutama capaian pemerintah dalam pengakuan wilayah kelola rakyat” terang Dewi.
Konferensi ini dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta dari berbagai latar belakang, yaitu perwakilan masyarakat adat, Pemimpin komunitas, Ngo, Donor, Sektor Privat dan Pemerintah.
Salah satu inovasi yang akan ditampilkan diantara 9 inovasi dalam konferensi ini adalah, tanahkita.id. yaitu land portal yang dibangun JKPP bersama BRWA. Tanahkita.id menyajikan menu terkait sebaran konflik agraria dan sumberdaya serta data dan peta terkait wilayah kelola rakyat. Termasuk didalamnya wilayah lokasi prioritas usulan wilayah masyarakat adat, perhutanan sosial dan lokasi prioritas objek reforma agraria.
“Data dan peta yang ada di portal tanahkita.id merupakah hasil pemetaan partisipatif yang digunakan sebagai alat advokasi resolusi konflik dan pengakuan terhadap wilayah komunitas adat di Indonesia” tegasnya.
Add Comment