Ribuan massa yang pro kebijakan Pemkab Badung, Selasa (17/6) kemarin berkumpul dan berorasi di lapangan upacara Kantor Bupati Badung. Massa yang terdiri dari sejumlah organisasi ini datang guna menyatakan kesiapannya mengamankan kebijakan Pemkab Badung.
Massa ini di antaranya berasal dari masyarakat Pecatu, IPSI Badung, Forum Prebekel Badung, Forum Badung Bersatu, Forum Pekaseh dan Baladika Badung. Awalnya, mereka hanya masyarakat Pecatu yang berorasi dan mendatangi kantor DPRD Badung untuk memperjuangkan aspirasinya.
Kedatangan mereka sekaligus menjawab ancaman ‘serbuan’ Forum Masyarakat Peduli Kesucian Pura yang dimotori Si Ketut Mandiranatha. Namun, hingga sore kemarin Forum ini tidak jadi datang.
Meski demikian, massa tetap berorasi untuk membela kebijakan Pemkab. Setelah sekitar satu jam menyampaikan aspirasinya, ratusan masyarakat Pecatu mulai bergerak ke kantor Bupati. Massa ini tidak henti-hentinya mengecam pernyataan pedas Mandiranatha. Kehadiran massa ini langsung diterima Bupati Badung beserta segenap jajarannya lengkap dengan para Kepala Dinas. Ketua Forum Pekaseh Badung Nyoman Renda mengungkapkan kesiapan massa untuk mengamankan dan membela kebijakan Pemkab Badung.
Bupati Badung A.A. Gde Agung membantah isu dia yang mengerahkan massa. ‘Kejadiannya kebetulan saja bersamaan dengan rencana serbuan massa Mandiranatha dengan berkumpulnya massa untuk membela kebijakan Pemkab,’ ujar Bupati.
Ada dua acara yang digelar di kantor Bupati Badung untuk pekaseh dan LPD (Lembaga Perkreditan Desa). Yakni penyerahan bantuan untuk pekaseh dan penyerahan penghargaan untuk LPD berprestasi. Menurut A.A. Gde Agung, acara itu tidak ada kaitannya dengan pengorganisasian massa.
Ketua Forum Pekaseh Badung Nyoman Renda tampil ‘memanasi’ suasana. Dalam pernyataan kerasnya, dia mengungkapkan kesiapan massa untuk mengamankan Bupati Badung dan Wakilnya. ‘Tidak semudah itu Bupati yang kami pilih diturunkan. Bupati telah menunjukkan kebaikannya pada Badung. Sementara orang yang mengecam Bupati itu tidak pernah berbuat kebaikan bagi masyarakat Badung,’ teriaknya. Begitu pula dengan masyarakat Pecatu. Selain menunjukkan dukungan, mereka juga menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan aspirasinya di depan Bupati.
Aksi Damai
Menanggapi hal tersebut, Bupati Badung menyatakan bahwa dia tidak khawatir akan ancaman Mandiranatha. Gde Agung bahkan mengatakan mundurnya massa Mandiranatha dengan alasan takut bentrok sebagai sesuatu yang tidak beralasan. ‘Lihat, massa di sini menunjukkan aksi damai,’ tegasnya.
Usai komentar Bupati, masyarakat Pecatu mendatangi kantor DPRD Bali. Selang sekitar satu jam, usai membawa aspirasi ke DPRD Bali, massa kembali lagi ke kantor Bupati.
Sementara itu, tidak jadi datang ke Puspem Badung, massa Forum Masyarakat pendukung kesucian pura memilih mendatangi DPRD Bali. Kedatangan rombongan yang dipimpin Si Ketut Mandiranatha, S.H. diterima Ketua DPRD Bali Ida Bagus Putu Wesnawa, B.A., di wantilan DPRD Bali.
Rombongan yang terdiri dari forum masyarakat penyungsung pura dan pemangku, forum peduli Bali, jaringan aktivis, aliansi Bakti Pertiwi dan Walhi Bali mendesak Dewan menegakkan perda nomor 3 tahun 2005 tentang rencana tata ruang wilayah Propinsi Bali dan bhisama kesucian pura.
Atas desakan itu, Ketua DPRD Bali Ida Bagus Wesnawa, B.A. didampingi wakil ketua komisi I Wayan Sutena langsung membacakan rekomendasi Dewan agar Gubernur Bali konsisten menegakkan perda tata ruang. (ded/029)
sumber :http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=945
Add Comment