BOJONEGORO – Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bojonegoro akan segera direvisi.� Ini sebagai langkah implementasi strategi kebijakan sesuai Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Bojonegoro 2009-2013.
Menurut Bupati Bojonegoro Suyoto, revisi itu sebagai upaya mendukung pengembangan sekaligus pemanfaatan potensi kompetitif lokal, yaitu potensi minyak dan gas bumi. “Pembahasannya harus melibatkan semua unsur terkait yang paham betul tentang tata ruang dan wilayah guna memaksimalkan potensi Bojonegoro,” terangnya, di Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (11/7/2008). Dia menegaskan, sebagai upaya mendukung potensi migas, perlu revitalisasi di berbagai bidang, mulai pembangunan infrastruktur jalan, membuka jalur baru di wilayah selatan maupun di kawasan hutan jati. “Untuk revitalisasi pembangunan pertanian akan dijabarkan melalui strategi jangka pendek dan menengah yakni refungsionalisasi petugas penyuluh lapangan, kelembagaan petani dan akses permodalan yang didukung penerapan teknologi tepat guna,” tegas Suyoto Selain itu, lanjut dia RTRW nantinya juga akan memuat strategi jangka panjang mulai hulu sampai dengan hilir baik fisik dan non fisik yang meliputi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan. “Di bidang kesehatan, akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan harus optimal,” tuturnya. Sementara, terkait pemanfaatan potensi migas yang ada di Bojonegoro, yakni di Blok Cepu dan Lapangan Sukowati, dalam pengelolaannya diperlukan pertimbangan agar nilai kemanfaatan bagi daerah dan masyarakat lebih diutamakan. “Kami khawatir adanya potensi migas malah menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hingga nanti pasca eksplorasi,” terangnya. Oleh karena itu, kata dia, pembangunan perlu difokuskan untuk mendapatkan akses merebut segala peluang investasi dan peluang kerja bagi masyarakat lokal dalam pengelolaan industri ikutan dari sektor migas. Caranya, dengan menumbuhkan potensi lokal seperti agro industri dan peternakan. “Kita harus mampu merebut peluang yang ada untuk mewujudkan kesejahteraan,” tegasnya. Sekadar diketahui, arah tata ruang Bojonegoro ke depan, wilayah bagian selatan yang berada di sekitar Blok Cepu di Kecamatan Ngasem akan dijadikan kawasan penyangga migas. Tapi, di sepanjang sungai Bengawan Solo akan tetap dijadikan sentra pertanian.