Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) bersama Badan Restorasi Gambut (BRG), Kemitraan (Parthnership) dan Epistema Institute menggelar Kick Off Meeting Asistensi Teknis pemetaan spasial dan sosial Partisipatif Desa Peduli Gambut (DPG) tahun 2018 pada Rabu (8/8/2018) pagi di Cico Resort Hotel, Bogor. Dengan ini, kegiatan pemetaan partisipatif Desa Peduli Gambut tahap kedua akan dimulai hingga September mendatang.
Kick Off Meeting ini akan dilaksanakan selama 3 hari kedepan dan akan berakhir pada 10 Agustus mendatang. Hadir pada kesempatan tersebut pimpinan lembaga terkait, Tim Approval, Tim Asistensi Sosial dan Tim Asistensi Spasial.
Koordinator Nasional JKPP, Deny Rahadian dalam sambutannya mengatakan bersama Kemitraan, BRG dan Epistema akan melakukan pemetaan partisipatif dengan menggabungkan data spasial dan non spasial yang dipercaya akan membuat program Desa Peduli Gambut (DPG) lebih berkelanjutan karena prosesnya melibatkan semua unsur di desa dan dilakukan secara partisipatif.
“Pada tahap kedua ini akan dilaksanakan sampai dengan September 2018, di 6 propinsi prioritas kerja untuk restorasi gambut, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan yang meliputi 70 desa” terang Deny.
Ditambahkan Deny, dalam menjalankan proses kegiatan yang akan dilakukan di enam propinsi diatas, JKPP bersama Epistema Institute diminta untuk melakukan proses asistensi secara penuh, terutama proses asistensi terhadap fasilitator desa dan enumerator yang terdapat di setiap desa. Proses asistensi yang dimaksud meliputi pengumpulan data sosial dan spasial, pengolahan data hingga penyusunan profil desa peduli gambut.
Sehingga untuk mempercepat proses yang akan berjalan, maka JKPP bersama Epistema Institute melakukan komunikasi bersama mitra dan jaringannya yang ada di nasional dan daerah, untuk dapat terlibat aktif dalam proses pengawalan dan asistensi selama kegiatan berjalan.
“Atas dasar tersebut maka hari ini kita berkumpul dan berdiskuai untuk penyamaan persepsi di internal tim terutama tim asistensi yang akan mengawal proses asistensi di lapangan” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Epistema Institute, Asep Yunan Firdaus. Menurutnya, pelaksanaan asistensi Desa Peduli Gambut tahap kedua ini akan melengkapi pengetahuan dari pengalaman program sebelumnya pada Awal Februari lalu.
“Tahap awal tahun ini, kita telah menghasilkan dokumen profil Desa Peduli Gambut sebanyak 70 Desa, dimana isi dokumen tersebut sangat lengkap dan bahkan mendapatkan respon luar biasa dari Deputi BRG, Bu Myrna Syafitri” ujar Asep.
Walaupun target tahun ini sangat banyak sementara lokasi waktu yang sangat singkat, Asep berharap seluruh tim ini dapat bekerja sesuai dengan target dan hasil yang diharapkan.
“Program ini, kita seperti berada di film “Mission Imposible”, dimana semua orang berjibaku dengan berbagai persoalan di lapangan, penuh tangis, penuh haru, namun berakhir dengan happy ending bahkan sesuai target” pungkas Deny disambut tepuk tangan hadirin.
Add Comment