Peta Baper atau Peta Berbasis Pemetaan Partisipatif bersama tiga inovasi lainnya dari Kabupaten Luwu Utara lolos dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Luwu Utara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Keempat inovasi tersebut berhasil lolos ke tahap penilaian presentasi, wawancara, dan verifikasi lapangan yang dilakukan medio Maret 2021 ini.
Keempat inovasi Luwu Utara yang lolos, masing-masing adalah Peta Baper atau Peta Berbasis Partisipatif (Bappeda), Getar Dilan atau Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan (Dinas Ketahanan Pangan), Kebun Si Pintar atau Siswa Peduli Lingkungan Sekitar (Dinas Pendidikan), dan Rompi KPK atau Kelas Pencegahan Korupsi (Dinas Pendidikan). Berdasarkan daftar 50 inovasi yang lolos, beberapa inovasi memiliki akronim yang menarik, bahkan sangat unik.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel secara resmi mengumumkan daftar 50 inovasi pelayanan publik yang berhasil lolos masuk ke dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) melalui Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP).
Peta Baper atau Peta Berbasis Pemetaan Partisipatif, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara bersama Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA), Perkumpulan Wallacea dan Simpul Layanan Pemetaan Partisipatif (SLPP) Tokalekaju, Sulawesi Selatan telah melaksanakan pemetaan desa dan kelurahan secara partisipatif di 48 desa dan 1 kelurahan yang terdiri dari 4 Kecamatan yakni Bone-Bone, Malangke, Sukamaju dan Sukamaju Selatan. Kegiatan tersebut sebagai bagian implementasi Permendagri 45/2016 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa.
Getar Dilan atau Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan. Inovasi ini sudah mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 2019 yang lalu di dua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yaitu BPP Tanalili dan BPP Bonebone.
Inovasi ini sukses menyasar 475 kepala keluarga. Inovasi ini menerapkan pola kerja yang kolektif, dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai ujung tombak dari inovasi berbasis kolaborasi multi pihak ini.
Selain Getar Dilan, ada juga inovasi yang memiliki akronim unik, yaitu Rompi KPK dan Peta Baper. Semua memiliki akronim yang unik. Namun, dari sekian banyak inovasi dengan akronim yang unik, ada satu inovasi yang menyita perhatian, yaitu Gizel-19.
Inovasi ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan kasus video asusila seorang artis yang viral. Gizel-19 di sini adalah akronim dari inovasi Gerai Perizinan Sektor Perikanan dan Kelautan. Inovasi ini berasal dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabag Organisasi Luwu Utara, Muhammad Hadi, menyambut gembira lolosnya empat inovasi Luwu Utara. Meski begitu, ia meminta para inovator dari inovasi yang lolos untuk tidak senang dulu, karena masih ada tahapan berikutnya yang harus dilewati sebelum inovasi mendapat pengakuan dari pemprov.
“Alhamdulillah, kita meloloskan 4 inovasi ke tahapan presentasi dan wawancara. Untuk itu, semua inovator, termasuk Tim Warkop Indah, kita ajak duduk bersama membahas persiapan presentasi pada Jumat, 12 Maret 2021,” kata Hadi.
Hadi menyebutkan, tahapan presentasi dan wawancara akan dilaksanakan pada 15 – 19 Maret 2021 mendatang.
Sementara untuk verifikasi lapangan, rencananya akan mulai dilaksanakan pada 21 Maret sampai 4 April 2021 mendatang, dan verlap ini masih tentatif.
“Semua inovator wajib menyiapkan bahan presentasi dalam bentuk power poin. Bahan presentasi ini harus bisa meyakinkan Tim Panel yang substansinya berasal proposal yang dibuat. Doakan semoga 4 inovasi kita bisa tembus TOP 30 KIPP Tingkat Provinsi Sulsel,” tandasnya.
Berita Ini telah terbit di https://palopopos.co.id/2021/03/wow-inovasi-lutra-peta-baper-getar-dilan-si-pintar-dan-rompi-kpk-lolos-kipp/
Add Comment