Pemetaan Partisipatif

Sinar Mas Bantu Fasilitasi Desa, Bikin Peta dan Profil Desa

Sinar Mas Bantu Fasilitasi Desa, Bikin Peta dan Profil Desa
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA CEO Perkebunan Sinar Mas Wilayah Kalbar, Susanto (kanan) beserta Sustainabiliti Division Head Smart Agrobusines and Food Sinarmas, Haskarlianus Pasa (tengah) berdiskusi dengan awak media tentang industri kelapa sawit di sela acara buka bersama di Resto Pondok Nelayan, Pontianak, Kamis (2/7/2015).

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – CEO Perkebunan Sinarmas Wilayah Kalbar, Susanto, mengungkapkan crude palm oil (CPO) menjadi komoditas ekspor andalan di Indonesia dengan memberikan kontribusi devisa sangat besar bagi negara ini.

“CPO memang merupakan komoditas dengan kontribusi terbesar terhadap kinerja ekspor non-migas Indonesia. Itu dari sisi ekspor, belum lagi soal lapangan kerja yang diserap sektor ini,” ungkapnya dalam diskusi sekaligus buka puasa bersama media di Restoran Pondok Nelayan, Kamis (2/7/2015).

Menurutnya sekitar 4 juta pekerja diserap secara langsung oleh sektor perkebunan sawit, sementara bila dilirik secara tidak langsung maka ada 15 juta pekerja yang turut merasakan “berkah” dari komoditas sawit. “Geliat pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa dilihat di daerah tersebut. Contohnya di Semitau Kapuas Hulu, ekonomi masyarakatnya mulai tumbuh,” katanya.

Indonesia yang menjadi penghasil besar CPO, kata Santo, dipandang negara lain merupakan ancaman. Oleh karena itu black campaign khususnya dari Eropa terus dilancarkan untuk menyerang Sawit Indonesia. Dari isu kesehatan hingga isu lingkungan.

Sekedar informasi saja, Eropa memasukkan CPO ke dalam daftar produk yang tidak sesuai dengan standar energi terbarukan. Sebagian negara Eropa bahkan mengenakan tarif tambahan karena menganggap CPO seperti alkohol yang memiliki dampak pada kesehatan.

Padahal kata Susanto banyak fakta menarik yang ia harapkan bisa diangkat ke permukaan, sehingga negara luar tidak memandang sawit Indonesia begitu buruk. “Memang ada oknum yang membuat sawit menjadi makin buruk. Jika memang ada yang salah di sawit silakan kritisi, tapi coba berikan informasi secara benar,” katanya.

Sustainability Division Head Smart Agrobusinees and Food, Haskarlianus, menjelaskan divisinya yang bertanggung jawab dalam isu keberlanjutan (sustainability) di sektor kelapa sawit sangat memperhatikan masalah ini.

Black campaign yang dihadapi sangat kejam, seperti tuduhan sawit ditanam di kawasan hutan primer sehingga membabat pohon. Padahal kenyataannya tidak demikian.

Menurutnya peran media untuk mempublikasikan lebih banyak lagi fakta terutama soal yang dilakukan perusahaan soal menjaga keberlanjutan atau sustainability juga penting. Dia mencontohkan banyak orang luar seperti di Eropa, Amerika berpatokan pada media online, sementara di berita online berita benar tersajikan lebih banyak negatif. “Jadi tergiringlah opini publik bahwa Sawit Indonesia tersebut jelek,” katanya.

Satu di antara kegiatan yang dilakukan Perkebunan Sinarmas adalah membantu masyarakat di 18 desa yang berada di Kecamatan Semitau, Kapuas Hulu, membuat pemetaan partisipatif.

Menurutnya kegiatan ini sangat berguna bagi desa dalam hal mendukung desa tersebut untuk mendapat alokasi dana desa (ADD). Dia menuturkan ketika hal tersebut belum dilakukan, kepala desa bahkan tidak punya data pasti soal jumlah warga di desanya.

“Peta ini sebagai bentuk awal pembangunan desa, sehingga apa saja kekurangan infrastruktur bisa diketahui. Ini semacam profil desa. Kita latih masyarakat sana membuatnya,” katanya.

Tim perusahaan dan desa melakukan verifikasi peta desa.

Warga Nikmati Kehadiran Kebun Sawit

Berbagai usaha dan pembangunan terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu untuk membangun dan mensejahterakan masyarakatnya, satu diantaranya melalui bidang perkebunan kelapa sawit yang sudah hadir di Kapuas Hulu.

Investasi perkebunan kelapa sawit adalah investasi jangka panjang, dan hal ini akan memberikan dampak yang sangat baik untuk warga masyarakat Kecamatan Silat Hilir, Semitau dan Suhaid baik saat ini maupun dalam jangka panjang. Bank Kalbar Semitau mencatat ada Rp3-4 milyar dalam sehari perputaran keuangan masyarakat

Banyak program-program kemasyarakatan atau CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT Paramitra Internusa Pratama (PIP), PT Persada Graha Mandiri (PGM), PT Kartika Prima Cipta (KPC) anak perusahaan Sinar Mas, sudah banyak dilakukan kepada warga masyarakat sekitar yang ada di areal beroperasi perusahaan, selain itu juga penyerapan tenaga kerja juga melibatkan warga masyarakat asli Kapuas Hulu, jadi sangat memberikan dampak ekonomi terlebih untuk peningkatan kesejahte¬raan masyarakat.

Tumbuhnya ekonomi masyarakat diwilayah ijin lokasi sekitar perkebunan PT Paramitra Internusa Pratama (PIP), PT Persada Graha Mandiri (PGM), PT Kartika Prima Cipta (KPC) anak perusahaan Sinar Mas dibenarkan Niz’am, PJs Pimpinan Bank Kalbar Semitau. “Dalam beberapa tahun terakhir ini ekonomi masyarakat di daerah Kecamatan Suhaid dan Semitau memang lebih baik, transaksi perbank kan cukup tinggi,” paparnya.

Perputaran uangan Rp 3-4 miliar dalam sehari merupakan angka cukup besar ditingkat kecamatan. Begitu pula dengan tabungan masyarakat meningkat signifikan. “Dalam sebulan ada dua kali gajian diperusahaan perkebunan sawit, yaitu gaji besar dan gaji kecil. Saat gaji besar, karyawan berbelanja ke pasar dan sebagian gaji kembali ke Bank Kalbar. Sebab, toko-toko besar nasbah kami,” jelasnya.

Banyaknya dana yang diperoleh masyarakat, menandakan perputaran ekonomi masyarakat cukup tinggi. Tidak seperti sebelum masuk perkebunan sawit, ekonominya lesu. Apalagi ikan sudah berkurang dan harga karet merosot. “Padahal saat ini panen sawit belum maksimal, karena sawit yang produksi masih buah pasir. Kedepan Suhaid dan Semitau akan lebih maju,” jelasnya.

Tumbuhnya ekonomi masyarakat Kecamatan Semitau dan Suhaid serta Silat Hilir juga dibuktikan meningkatnya omset pelaku usaha rumah makan, warung, toko sembako dan mini market. Selvina pemilik rumah makan Sendy mengaku, omset penjualan rumah makannya meningkat sejak masuknya investasi perkebunan sawit di wilayah Kecamatan Semitau dan Nanga Suhaid. “Omset penjualan kami jauh meningkat setelah masuknya perkebunan sawit di daerah ini,” katanya.

 

Sumber: http://pontianak.tribunnews.com/2015/07/05/sinar-mas-bantu-bikin-pemetaan-partisipatif