Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) menerima kunjungan enam orang perwakilan dari tiga Lembaga Kelompok Muda Myanmar, Rabu (7/8/2019) sore di Seknas JKPP, Bogor. Kunjungan tersebut dalam rangka sharing pemetaan partisipatif terkait bagaimana peran dan tahapan pemetaan partisipatif untuk mengatasi konflik penguasaan serta pemanfaatan ruang. Hingga saat ini, kendala terbesar pihak Myanmar adalah peran serta militer yang masih sangat membatasi.
Ketiga lembaga tersebut, yakni Southern Youth Development Organization, Dawei Developement Association (DDA) dan Ta Ka Paw Youth Group (TKP) yang berkedudukan di Myanmar. Selain itu hadir pula Sawit Watch dan SPKS.
Rombongan diterima oleh Kornas JKPP, Deny Rahadian didampingi oleh Divisi Advokasi dan Jaringan – JKPP, Imam Hanafi, Muhammad Muhamad Husen, dan Aji Panjalu.
Imam Hanafi, dalam paparannya menyampaikan pengalaman-pengalaman fasilitasi pemetaan partisipatif di Indonesia sejak tahun 1996 hingga saat ini. Menurutnya, metodologi pemetaan partisipatif digunakan tidak hanya untuk melakukan pemetaan tetapi juga untuk melakukan pengorganisisasian masyarakat, penyediaan data spasial dan data sosial, penataan dan perencanaan ruang berbasis masyarakat, mendorong kesepahaman dan kesepakatan batas dan ruang, serta melakukan advokasi kebijakan melalui Kebijakan Satu Peta.
Add Comment