JKPP bersama Komunitas TERAS melakukan sosialisasi SLUP kepada para petani dan masyarakat di Desa Landawe Utama, Tambakua, Lamparinga, Padalere Utama, dan Polora Indah, Kabupaten Konawe Utara pada tanggal 14 Juni 2022. SLUP sendiri adalah perencanaan tataguna lahan berkelanjutan, dimana banyak macam keilmuan yang dipakai untuk pembuatan perencanaan ini karena membutuhkan banyak analisis dari banyak bidang. Seperti contoh di Konawe Utara ini, akan dibuat perencanaan berbasis peningkatan ekonomi masyarakat melalui perluasan wilayah kelola rakyat (skema Perhutanan Sosial dan Tanah Objek Reforma Agraria), serta berbasis mitigasi bencana. Hal yang melatarbelakangi dibuatnya perencanaan ini adalah karena masih banyaknya pemukiman dan wilayah kelola masyarakat yang masuk ke dalam kawasan hutan, ini akan berpotensi terjadinya sengketa kepemilikan lahan. Ditambah lagi di desa-desa tersebut banyak masyarakat yang merupakan transmigran, dan lahan-lahan yang diberikan kepada mereka pun masih belum ada pelepasan fungsi kawasan hutan. Sosialisasi yang dilakukan bertujuan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat dan petani di desa-desa tersebut terkait wilayah hidupnya, apa saja yang bisa menjadi potensi untuk meningkatkan perekonomiannya.
Karena inilah perlu adanya identifikasi wilayah-wilayah mana saja yang bisa diajukan melalui skema perhutanan sosial atau tanah objek reforma agraria agar tidak menjadi masalah di masa depan. Dari segi kebencanaan, beberapa tahun lalu terjadi banjir besar di beberapa titik di Kabupaten Konawe Utara. Disinyalir hal ini terjadi karena naiknya endapan sungai-sungai besar seperti Sungai Langgikima dan Landawe. Naiknya endapan sungai ini berasal dari kegiatan pertambangan yang berada di hulu sungai tersebut yaitu di Kabupaten Morowali, serta juga banyaknya pembukaan lahan yang ada di hulu sungai yang dipakai untuk perkebunan.
Selain sosialisasi terkait SLUP, JKPP dan Komunitas TERAS juga mengadakan pelatihan pemetaan partisipatif yang terdiri dari pengambilan data spasial dan sosial. Kegiatan ini diadakan di Aula Kantor Kecamatan Langgikima pada tanggal 15 & 16 Juni 2022 dan mengundang warga dari 5 desa. Pelatihan pengambilan data spasial dimulai dengan pembuatan peta sketsa, kegiatan ini berguna untuk memahami sampai mana masyarakat mengenali wilayah hidupnya. Dilanjutkan dengan deliniasi peta citra yang sudah dicetak, diharapkan dari sini terlihat batas-batas wilayah kelola masyarakat dan akan mempermudah nanti ketika pengambilan data di lapangan. Terakhir adalah pengambilan titik koordinat dengan GPS. Dan untuk pelatihan pengambilan data sosial lebih kepada penjelasan terkait identifikasi kalender musim, ketergantungan masyarakat terhadap sumberdayanya, dan terkait livelihood.
Add Comment